CINTA itu bukan tentang “Itu”
tapi “ini”
CINTA itu bukan tentang “ Itu
salahmu!”, tapi “Maafkanku..”
CINTA itu bukan tentang “Coba
saja kau disini!”, tapi “Aku bersyukur kau selalu bersamaku”
CINTA itu bukan tentang
“Kemana saja kau?!”, tapi “Aku senang kau pulang dengan selamat”
CINTA itu bukan tentang
“Kenapa kau tega berbuat demikian?!” tapi “Dapat ku mengerti tindakanmu..”
CINTA itu bukan tentang “Kau
selalu menyakiti hatiku dengan kata-katamu”, tapi “Maafkanku, seharusnya aku
sedikit lebih lembut berkata padamu”
CINTA itu bukan tentang
“Ambilkan aku ini! Dan buatkan aku teh!” tapi “sepertinya kau lelah, aku akan
ambil sendiri dan aku akan membuatkan juga untukmu teh”
CINTA itu bukan tentang “Aku
cemburu padamu! Kau terlihat dekat dengannya!” tapi “Aku tahu dia adalah
temanmu, aku percaya padamu..”
CINTA itu bukan tentang
“kenapa kau selalu seperti itu?!” tapi “Aku tahu itu adalah kekuranganmu dan
aku sudah menerimamu apa adanya...”
CINTA itu bukan tentang
“kenapa diam? Apa kurang yang aku berikan hah?!” tapi “kenapa kau diam
sayang..? katakan apa salahku dan maafkan aku...ayo kita bicarakan
baik-baik...”
CINTA itu bukan tentang “Kau
selalu salah, kenapa selalu seperti itu?padahal sudah aku katakan aku tak suka
kau seperti itu?!” tapi “dapat aku pahami sikapmu, dan aku tahu kau ingin
berubah tapi tentu itu membutuhkan proses..”
CINTA itu bukan tentang “kau
selalu mengecewakanku!” tapi “sejak awal aku sudah menyiapkan kesabaranku
mencintaimu bersama kekuranganmu, dan akan aku membantumu...”
CINTA itu bukan tentang
“Kenapa kotor sekali? Bersihkan itu!”, tapi “Sepertinya...ruangan ini kotor
sayang...mari kita bersihkan bersama-sama..”
CINTA itu bukan tentang “Ah,
kau tak pernah memahamiku, tak pernah tahu apa yang kumau!”, tapi “Bukankah kau
bukan Tuhan yang selalu tahu apa kebutuhanku, maka aku akan katakan kepadamu
sayangku...”
CINTA itu bukan tentang
“kenapa kau tak bisa seperti orang itu?” tapi “aku bersyukur kau adalah kau.
Karna aku telah dapatkan bahagiaku dengan bersamamu. . dan mungkin orang itu
hanya mampu menyembunyikan kekurangan-kekurangannya sementara di hadapan kita.”
CINTA itu bukan tentang “kau
sudah banyak berubah!” tapi “aku bersyukur kini aku telah mengerti seutuhnya
tentangmu sayang...karna kita telah begitu dekat. Inilah senyatanya dirimu,
sama halnya aku juga mungkin telah banyak berubah di matamu. Maka aku bersyukur
kau masih menerimaku..”
CINTA itu bukan tentang “kau
tak mencitaiku lagi”, tapi “aku yakin kau selalu cintaiku dan menyayangiku. Dan
aku akan belajar untuk mencintaimu dengan cara mencinta yang sempurna.”
Maka cinta itu bukan tentang “itu” tapi “ini”. Jika kau
katakan “itu” maka cinta tidaklah bersamamu karna dia seperti telah cukup jauh
darimu. Cinta itu adalah tentang “ini” yang manakala kau lihat, dia senyatanya
berada tepat di hadapanmu, dia begitu jelas terlihat dalam pandanganmu, cukup
dekat bahkan sangat dekat. Jangan kau katakan ”itu” karna dia tidaklah jauh
darimu, kalaupun iya, barangkali kamulah
yang telah membuat jarak itu sendiri. Jangan katakan “itu” jika kau
memang ingin dicintai.
Dan sekarang katakanlah bahwa cinta adalah “ini”.
Rasakanlah kedekatan dari setiap kata-kata yang keluar, sikap yang tertuang,
dan rasa yang sesungguhnya ada. Menjadi dekat adalah menjadikan segala sesuatu
berada dalam pandangan kita dengan lebih jelas. Menjadi dekat adalah meyakini
segala sesuatu dengan lebih nyata. Menjadi dekat adalah menjadikannya bisa kita
sentuh..bisa kita kenali berbagai sisi..dan bisa kita amati segala baik-buruk. Terlepas dari keburukan-keburukan yang pada
akhirnya terungkap, tapi ketahuilah bahwa itu lebih nyata dibanding kita
melihat sesuatu dari kejauhan yang memungkinkannya nampak terlihat sangat
bagus.
*Kau pasti tidaklah lupa
bahwa bulan itu indah dari kejauhan tapi dia senyatanya hanya meminjam cahaya
dan permukaannya pun tak sehalus kenampakannya. Matahari juga indah ketika kita
nikmati ketika dia terbit maupun tenggelam dari kejauhan, tapi sesungguhnya
cahayanya mampu membakar dan menyakitkan jika kita dekati. Bintangpun demikian,
berkelip dengan indahnya, tapi sesungguhnya dia tak berbentuk segilima
selayaknya ketika kita menggambarnya. Tapi bukankah mereka hanya sekedar indah
saja, karena kita hanyalah mampu menikmatinya pada titik kejauhan, dan
senyatanya kita tak dapat kita menikmatinya lebih dekat... inilah analogi yang
diberikan Tuhan pada pelajaran titik “jauh” dan “dekat”.
Dengan demikian, kaupun pasti
sangatlah paham bahwa Tuhan itu Maha Adil, tidak menciptakan segala sesuatu
berada pada kesempurnaan. Mengapa ada seorag yang tua renta yang masih memikul
kayu bakar yang begitu berat?? Maka mengapa banyak sekali orang-orang miskin yang
mengidap penyakit serius?? Lalu mengapa ada seorang konglomerat yang mati bunuh
diri??. Sesungguhnya hal inilah yang sering dilihat beberapa manusia sebagai
‘ketidakadilan Tuhan’. Tapi, tidaklah demikian, karena Tuhan memang benar-benar
Maha Adil. Hanya pikiran kita saja yang kadangkala tidak sampai pada pemaknaan
keadilan-Nya yang sesungguhnya. Dalam pada itu, sesungguhnya yang paling jelas adalah, Dia
menginginkan kita belajar, belajar, dan belajar. Belajar menerima kekurangan
diatas kelebihan sekaligus kelebihan diatas kekurangan. Dia ingin kita belajar
menerima dengan ‘penerimaan yang utuh’.
Segalanya
ketika kita dekati sesungguhnya jauh lebih indah meskipun pada akhirnya kita
tahu keburukan-keburukannya. Ya, segalanya yang lebih dekat sejatinya lebih
indah dari apapun jua. Maka mengapa musti membuatnya jauh kalau akan membuat
kita sulit menikmatinya secara lebih nyata? Jangan katakan “itulah kau” tapi
“inilah aku”, sehingga lihatlah apa yang ada dalam dirimu sendiri maka kau
sebetulnya belajar memberikan penerimaan atas segala sisi yang ada padamu yang
juga ada pada orang lain.
Berikanlah yang terbaik atas
apa yang ada pada dirimu. Berikan cinta seutuhnya. Berbuat baiklah meskipun
harus melalui tahap kepura-puraan. Berbuat baiklah terus sampai tak ada titik
jenuh, dan meskipun kau dapatkan tuba atas air susu yang kau suguhkan. Tapi
tetap berbuat baiklah dan cintailah apa yang ada di dekatmu. Kau tak perlu
bertanya sampai kapan dan apa yang akan kau dapat, karena pada akhirnya
kehidupan sendirilah yang akan menjawab perlakuanmu padanya. Dia akan tahu
seberapa besar usaha dan ketulusanmu. Dan rasakanlah setiap tetes keindahan
yang ada di sekelilingmu. Meskipun hanya setetes.
Rasakan..
Renungi...
Resapi...
Nikmati...
Dan syukuri keberadaan CINTA
yang sesungguhnya melingkupimu. Jangan membuat jarak jauh.
Maka, katakanlah “CINTA
INI begitu indah...” karena CINTA tidaklah tentang “itu”, tapi..”ini”.
(Oktober, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar