Welcome...

"..disanalah sebuah asa dan rasa tersimpan..disana pulalah kelembutan itu ada...dan disana jualah dimana Tuhanmu menghembuskan bisikan kebenaran.. kau semestinya tahu, bahwa dia adalah hatimu..."

Senin, 29 Oktober 2012

About LOVE (Part I)


CINTA itu bukan tentang “Itu” tapi “ini”


CINTA itu bukan tentang “ Itu salahmu!”, tapi “Maafkanku..”
CINTA itu bukan tentang “Coba saja kau disini!”, tapi “Aku bersyukur kau selalu bersamaku”
CINTA itu bukan tentang “Kemana saja kau?!”, tapi “Aku senang kau pulang dengan selamat”
CINTA itu bukan tentang “Kenapa kau tega berbuat demikian?!” tapi “Dapat ku mengerti tindakanmu..”
CINTA itu bukan tentang “Kau selalu menyakiti hatiku dengan kata-katamu”, tapi “Maafkanku, seharusnya aku sedikit lebih lembut berkata padamu”
CINTA itu bukan tentang “Ambilkan aku ini! Dan buatkan aku teh!” tapi “sepertinya kau lelah, aku akan ambil sendiri dan aku akan membuatkan juga untukmu teh”
CINTA itu bukan tentang “Aku cemburu padamu! Kau terlihat dekat dengannya!” tapi “Aku tahu dia adalah temanmu, aku percaya padamu..”
CINTA itu bukan tentang “kenapa kau selalu seperti itu?!” tapi “Aku tahu itu adalah kekuranganmu dan aku sudah menerimamu apa adanya...”
CINTA itu bukan tentang “kenapa diam? Apa kurang yang aku berikan hah?!” tapi “kenapa kau diam sayang..? katakan apa salahku dan maafkan aku...ayo kita bicarakan baik-baik...”
CINTA itu bukan tentang “Kau selalu salah, kenapa selalu seperti itu?padahal sudah aku katakan aku tak suka kau seperti itu?!” tapi “dapat aku pahami sikapmu, dan aku tahu kau ingin berubah tapi tentu itu membutuhkan proses..”
CINTA itu bukan tentang “kau selalu mengecewakanku!” tapi “sejak awal aku sudah menyiapkan kesabaranku mencintaimu bersama kekuranganmu, dan akan aku membantumu...”
CINTA itu bukan tentang “Kenapa kotor sekali? Bersihkan itu!”, tapi “Sepertinya...ruangan ini kotor sayang...mari kita bersihkan bersama-sama..”
CINTA itu bukan tentang “Ah, kau tak pernah memahamiku, tak pernah tahu apa yang kumau!”, tapi “Bukankah kau bukan Tuhan yang selalu tahu apa kebutuhanku, maka aku akan katakan kepadamu sayangku...”
CINTA itu bukan tentang “kenapa kau tak bisa seperti orang itu?” tapi “aku bersyukur kau adalah kau. Karna aku telah dapatkan bahagiaku dengan bersamamu. . dan mungkin orang itu hanya mampu menyembunyikan kekurangan-kekurangannya sementara di hadapan kita.”
CINTA itu bukan tentang “kau sudah banyak berubah!” tapi “aku bersyukur kini aku telah mengerti seutuhnya tentangmu sayang...karna kita telah begitu dekat. Inilah senyatanya dirimu, sama halnya aku juga mungkin telah banyak berubah di matamu. Maka aku bersyukur kau masih menerimaku..”
CINTA itu bukan tentang “kau tak mencitaiku lagi”, tapi “aku yakin kau selalu cintaiku dan menyayangiku. Dan aku akan belajar untuk mencintaimu dengan cara mencinta yang sempurna.”

            Maka cinta itu bukan tentang “itu” tapi “ini”. Jika kau katakan “itu” maka cinta tidaklah bersamamu karna dia seperti telah cukup jauh darimu. Cinta itu adalah tentang “ini” yang manakala kau lihat, dia senyatanya berada tepat di hadapanmu, dia begitu jelas terlihat dalam pandanganmu, cukup dekat bahkan sangat dekat. Jangan kau katakan ”itu” karna dia tidaklah jauh darimu, kalaupun iya, barangkali kamulah  yang telah membuat jarak itu sendiri. Jangan katakan “itu” jika kau memang ingin dicintai.

            Dan sekarang katakanlah bahwa cinta adalah “ini”. Rasakanlah kedekatan dari setiap kata-kata yang keluar, sikap yang tertuang, dan rasa yang sesungguhnya ada. Menjadi dekat adalah menjadikan segala sesuatu berada dalam pandangan kita dengan lebih jelas. Menjadi dekat adalah meyakini segala sesuatu dengan lebih nyata. Menjadi dekat adalah menjadikannya bisa kita sentuh..bisa kita kenali berbagai sisi..dan bisa kita amati segala baik-buruk.  Terlepas dari keburukan-keburukan yang pada akhirnya terungkap, tapi ketahuilah bahwa itu lebih nyata dibanding kita melihat sesuatu dari kejauhan yang memungkinkannya nampak terlihat sangat bagus.

*Kau pasti tidaklah lupa bahwa bulan itu indah dari kejauhan tapi dia senyatanya hanya meminjam cahaya dan permukaannya pun tak sehalus kenampakannya. Matahari juga indah ketika kita nikmati ketika dia terbit maupun tenggelam dari kejauhan, tapi sesungguhnya cahayanya mampu membakar dan menyakitkan jika kita dekati. Bintangpun demikian, berkelip dengan indahnya, tapi sesungguhnya dia tak berbentuk segilima selayaknya ketika kita menggambarnya. Tapi bukankah mereka hanya sekedar indah saja, karena kita hanyalah mampu menikmatinya pada titik kejauhan, dan senyatanya kita tak dapat kita menikmatinya lebih dekat... inilah analogi yang diberikan Tuhan pada pelajaran titik “jauh” dan “dekat”.
Dengan demikian, kaupun pasti sangatlah paham bahwa Tuhan itu Maha Adil, tidak menciptakan segala sesuatu berada pada kesempurnaan. Mengapa ada seorag yang tua renta yang masih memikul kayu bakar yang begitu berat?? Maka mengapa banyak sekali orang-orang miskin yang mengidap penyakit serius?? Lalu mengapa ada seorang konglomerat yang mati bunuh diri??. Sesungguhnya hal inilah yang sering dilihat beberapa manusia sebagai ‘ketidakadilan Tuhan’. Tapi, tidaklah demikian, karena Tuhan memang benar-benar Maha Adil. Hanya pikiran kita saja yang kadangkala tidak sampai pada pemaknaan keadilan-Nya yang sesungguhnya. Dalam pada itu,  sesungguhnya yang paling jelas adalah, Dia menginginkan kita belajar, belajar, dan belajar. Belajar menerima kekurangan diatas kelebihan sekaligus kelebihan diatas kekurangan. Dia ingin kita belajar menerima dengan ‘penerimaan yang utuh’.

Segalanya ketika kita dekati sesungguhnya jauh lebih indah meskipun pada akhirnya kita tahu keburukan-keburukannya. Ya, segalanya yang lebih dekat sejatinya lebih indah dari apapun jua. Maka mengapa musti membuatnya jauh kalau akan membuat kita sulit menikmatinya secara lebih nyata? Jangan katakan “itulah kau” tapi “inilah aku”, sehingga lihatlah apa yang ada dalam dirimu sendiri maka kau sebetulnya belajar memberikan penerimaan atas segala sisi yang ada padamu yang juga ada pada orang lain.

Berikanlah yang terbaik atas apa yang ada pada dirimu. Berikan cinta seutuhnya. Berbuat baiklah meskipun harus melalui tahap kepura-puraan. Berbuat baiklah terus sampai tak ada titik jenuh, dan meskipun kau dapatkan tuba atas air susu yang kau suguhkan. Tapi tetap berbuat baiklah dan cintailah apa yang ada di dekatmu. Kau tak perlu bertanya sampai kapan dan apa yang akan kau dapat, karena pada akhirnya kehidupan sendirilah yang akan menjawab perlakuanmu padanya. Dia akan tahu seberapa besar usaha dan ketulusanmu. Dan rasakanlah setiap tetes keindahan yang ada di sekelilingmu. Meskipun hanya setetes.
Rasakan..
Renungi...
Resapi...
Nikmati...
Dan syukuri keberadaan CINTA yang sesungguhnya melingkupimu. Jangan membuat jarak jauh.

Maka, katakanlah “CINTA INI begitu indah...” karena CINTA tidaklah tentang “itu”, tapi..”ini”.


(Oktober, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar